Balita Belajar Lewat Lagu, Yakin?

ada orang bijak berkata, jikalau lagu bisa jadi sarana yang baik buat belajar, terutama bagi anak balita. nah, sebagai emak kece yang selalu mendampingi si neng bermain, akhirnya saya memiliki satu kekhawatiran terhadap belajar dari lagu ini. terutama lagu anak-anak Indonesia dari jaman baheula.

kalo anak saya gak suka naik odong-odong, mungkin saya gak akan memerhatikan ketidaksesuaian beberapa lagu terhadap kondisi sekarang. saya bukan pakar sejarah dalam dunia permusikan, makanya saya gak ngerti atau paham tentang latar belakang lagu tersebut diciptakan. yang saya tahu, kayanya gak cucok ya cyn kalo lagu-lagu tersebut tetap beredar di jaman sekarang.

nih lagu-lagunya.

1. Naik Kereta Api
salah satu liriknya "ke Bandung, Surabaya, bolehlah naik dengan percuma" nah! gimana orang-orang sekarang pada gak mau beli tiket, wong dari kecil mereka udah diajarin kalo naik naik kereta itu boleh naik percuma, alias kagak bayar. pantes aja kalo PT KAI suka rugi (eh, rugi gak sih Pak?)

2. Lagu Kakak Mia (gak tau judul aslinya)
lagu yang ini lebih parah, begini bunyi liriknya "kakak mia, minta anak barang seorang, jika dapat akan disuruh berjual sirih"
lagu ini sarat akan human trafficking, penjualan anak. juga memperkerjakan anak dibawah umur. gimana kagak marak perdagangan manusia jaman sekarang? dimaklumi sama lagu dari dulu.

trus gimana dong? anak-anak gak boleh dengerin lagu anak-anak? apa dengerin boyband apa girl band jaman sekarang aja? ya gak gitu juga dong. kan masih banyak lagu anak yang sesuai, contohnya lagu balonku ada lima, lagu itu mengajarkan anak untuk lebih berhati-hati, tetap bersyukur, sabar serta anti galau walau balonnya udah pecah satu.

yah, masih sejauh ini sih investigasi saya terhadap lagu anak-anak yang gak sesuai sama keadaan jaman sekarang. atau ini karena abang odong-odongnya cuma punya satu kaset, jadi yang diputer lagu itu-itu aja? entahlah. tapi sepertinya misteri ini akan tetap berlanjut.

salam kece!